Jurnalis Warga Kunjungan Ke Dinkominfotik dan Radio Singosari Brebes

Kunjungan JW ke Dinkominfotik

Brebes (suarapaguyangan.com) - 9 dari 15 Jurnalis Warga didampingi oleh Koordinator Jurnalis Warga (JW) melakukan kunjungan ke Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Dinkominfotik) serta Radio Singosari FM, untuk melakukan Audiensi dengan Kepala Dinkominfotik dan melihat proses reportase, senin (29/1).

Kepala Dinkominfotik Kabupaten Brebes Johari, S.H  sangat menyambut baik kedatangan jurnalis warga dari 5 desa di Kecamatan Paguyangan, dalam sambutannya mengatakan, Dinkominfotik Kabupaten Brebes merasa senang dan bangga bisa bertemu langsung dengan para JW Paguyangan.
" Kami bangga sekali atas kedatangan JW ke kantor ini, semoga JW bisa tergabung dalam Kelompok Informasi Desa (KIM) agar informasi atau masalah masalah yang berada di desa bisa cepat terhubung ke dinas - dinas terkait dan cepat di carikan solusi," katanya. 

Menurut Johari,  JW harus bisa menangkal berita-berita  hoak yang tersebar di masyarakat, karena sudah sangat memprihatinkan dan saat ini menjadi momok yang sangat luar biasa. Apalagi pengguna ponsel saat ini sudah mencapai 200 juta menurut hasil Kominfo dan 70 juta pengguna media sosial, tetapi, untuk Dinkominfotik selalu melakukan cek and ricek langsung ke kominfo apabila ada berita yang masih belum diketahui kebenarannya.

Masih menurut Johari, Dinkominfotik sendiri membuka layanan bagi masyarakat Kabupaten Brebes, apabila masyarakat ingin bertanya atau mengadu seputar layanan publik.

" Dinkominfotik Kabupaten Brebes membuka layanan bagi masyarakat terkait dengan pelayanan publik atau pertanyaan seputar Kabupaten Brebes, diantara layanan tersebut ada SK Lapor, Sambat Maring Bupati (SAMBU) dan Permohonan Informasi Publik (PIP), masyarakat dapat menggunakan layanan tersebut, dan tentunya akan mendapat respon serta jawaban dari instansi terkait," tuturnya.

Lidia Alfi salah satu JW Kecamatan Paguyangan mengungkapkan rasa senang bisa mempraktekan reportase langsung ke radio

"Saya sangat senang sekali bisa mempraktekan langsung, bagaimana reportase langsung di siarkan melalui radio, ini pengalaman yang sangat berharga untuk saya," ungkapnya

Hadir pada pertemuan tersebut Kepala Dinkominfotik Johari S.H dan staf, Bahrul Ulum Founder JW cbmnews.net, Adi Assegaf Koordinator Jurnalis Warga (KJW) kabupaten Brebes, dan 9 JW kecamatan Paguyangan " (LA/BU)

Related Posts:

Jurnalis Warga Harus Sustainable

Mentoring Plus di Paguyangan - Foto Wildan

Paguyangan - Sebanyak 15 orang dilatih menjadi jurnalis melalui program yang dilaksanakan Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara ( PPMN ). Program yang sudah berjalan selama setahun ini diharapkan akan menciptakan orang - orang yang dapat mengadvokasi Desanya agar bisa berkembang dan maju.

Di koordinatori oleh seorang mantan JW Adi Assegaf, ke - 15 orang ini sudah bisa membuat berita - berita yang dapat membuat perubahan baik. Salah satunya adalah Lidia Alfi, Jurnalis Warga dari Desa Wanatirta yang berhasil membuat berita Story Of Change ( SOC ) tentang seorang anak yang putus sekolah dan berhasil membantu anak tersebut kembali bersekolah.

Lidia Alfi mengungkapkan dirinya tidak menyangka apa yang dia tulis bisa menjadi sebuah berita SOC.

" Awalnya saya tidak mengira berita yang saya tulis bisa menjadi sebuah berita SOC, saya hanya mencoba menulis sebuah berita namun ternyata bisa membawa dampak yang sangat baik, "katanya.

Sementara itu dalam kegiatan mentoring plus yang diadakan hari ini ( 27/01 ) di rumah makan RaiRaka para JW mendapatkan materi dari H. Bahrul Ulum, SE. Msi. Selain menyampaikan materi tentang cara mempublikasi dia juga mengatakan, JW kedepannya bisa berkelanjutan sesudahnya program dari PPMN ini selesai.





Related Posts:

Jurnalis Warga Harus Mampu Publikasi di Media Sosial

Suasana Mentoring Plus di RM. Rai Raka Paguyangan Sabtu (27/18)
Monitoring Reguler Jurnalis Warga (JW) hari Sabtu (27/18) di RM. Rai Raka Paguyangan, yang dihadiri oleh 15 JW dan koordinator JW Adi Assegaf dengan narasumber Bahrul Ulum, Redaktur JW cbmnews.net.

Bahrul Ulum mengatakan, JW harus mampu memposting berita di media sosial agar dapat memberikan suatu perubahan yang bermanfaat bagi banyak orang.

Adi Asegaf juga menambahkan, JW harus benar-benar mandiri dan profesional dalam menyusun berita karena berita dari kita sangat dinantikanoleh semua masyarakat.

Apalagi JW sudah punya fasilitas di web suarapaguyangan dan grup di facebook Informasi Publik Kecamatan Paguyangan, kedua media tersebut bisa dimanfaatkan oleh JW untuk memberitakan berbagai hal yang ada disekitarnya. Sehingga berita tersebut lebih banyak di baca dan diketahui publik.

"Dengan adanya mentoring plus dapat menambah pengalaman saya sehingga bisa mengenal facebook," demikian menurut Suharti, salah satu JW dari Desa Cipetung. (VeraShinta, WijiBanu, Suharti )

Related Posts:

15 Jurnalis Warga Paguyangan Mengikuti Monitoring Plus

Suasana Menoring Plus di RM. Rai Raka - Foto Lidia
Paguyangan (suarapaguyangan.com), Sebanyak 15 Jurnalis Warga mengikuti monitorig plus terakhir dengan tema Sustainable Jurnalis Warga. Mereka hadir di Warung Makan Rai Raka Paguyangan dari perwakilan 5 Desa di Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes yakni Desa Cipetung, Desa Wanatirta, Desa Kedungoleng, Desa Pagojengan dan Desa Paguyangan, Sabtu (27/01). 

Narasumber mentoring plus Bahrul Ulum, SE. Msi mengatakan, Jurnalis Warga harus bisa berkesinambungan, mandiri, dan profesonal serta mampu mempublikasi ke media sosial.

'' Seorang Jurnalis Warga (JW) harus bisa membuat berita yang menarik di masyarakat sehingga masyrakat mau memahami dan mengikuti apa yang diharapkan oleh seorang jurnalis warga (JW),'' ungkapnya

Sementara itu, salah satu peserta mentoring plus Mardianah dari jurnalis paguyangan (JW) pagojengan merasa senang bisa mengikuti mentoring plus ini yang terakhir.

"Saya merasa senang, setidaknya ada ilmu baru yang bisa didapatkan, bisa mengupload di group informasi publik Kecamatan Paguyangan, cara mengupload dan mengedit berita langsung di website www.suarapaguyangan.com,' tandasnya.(MD,Zia,pitha)

Related Posts:

Melalui DD, Desa Wanatirta Anggarkan Rp. 32 Juta untuk Pengelolaan Sampah

JW sedang melakukan interview dengan pihak desa


Wanatirta (suarapaguyangan.com) - Pemerintah Desa Wanatirta Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes Jawa Tengah, mengalokasikan Dana Desa (DD) sebesar 32 juta dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) tahun 2018 untuk pengelolaan sampah.

Hal tersebut dikatakan oleh Tohirin selaku sekretaris Desa Wanatirta saat di temui JW di Balaidesa Wanatirta, Selasa (23/1)

" Dana itu nantinya akan digunakan membeli kendaraan angkut sampah roda tiga dan untuk operasional pengangkut sampah. Nantinya kendaraan pengangkut sampah muter kesemua wilayah desa Wanatirta dengan diatur jadwalnya seminggu sekali, hanya warga harus memisahkan antara sampah organik dan non organik sehingga petugas lebih gampang memilahnya," tambahnya.

Masih menurut Tohirin, setelah adanya kendaraan pengangkut sampah, tidak ada lagi masyarakat Desa Wanatirta yang membuang sampah di sungai, tidak ada lagi sampah berserakan di jalan, dan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan.

Ali Sarjono (50) dari Badan Permusyawaratan Desa(BPD) Desa Wanatirta mengatakan, Program harus dijalankan semaksimal mungkin.

" Saya sangat mengapresiasi sekali tentang pengelolaan sampah yang sekarang di Anggarkan di Dana Desa, apalagi permasalahan sampah yang dari dulu sampai sekarang belum ada solusi, akan tetapi program itu harus di manfaatkan semaksimal mungkin apalagi dana sebesar itu, kalau hanya untuk inventaris percuma saja," katanya.

Hal senada dikatakan oleh Mujiono (33) warga Kalibuntu, yang mengaku sangat senang mendengar hal itu.

" Saya senang mendengar akan ada pengelolaan sampah, apalagi di sekitar rumah saya sangat sulit membuang sampah dan banyak warga yang membuang sampah di sungai dan kebun, lingkungan jadi kumuh karena sampah berserakan, dengan adanya pengelolaan sampah, lingkungan semoga bisa tertata," tandasnya. (LA)

Related Posts:

Wanatirta Anggarkan Rp.20 Juta Untuk Fasilitasi Isbat Nikah Warga Miskin

JW sedang mewawancara pihak desa


Wanatirta (suarapaguyangan.com) - Desa Wanatirta Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes mengalokasikan Dana Desa (DD) Rp. 20 Juta untuk memfasilitasi Isbat Nikah bagi warga miskin yang belum mempunyai buku nikah.

Hal ini disampaikan Tohirin Sekretaris desa Wanatirta saat ditemui JW di balaidesa Wanatirta, Selasa (23/1).

" Sekitar 30 pasangan bisa tercover Dana Desa untuk melakukan Isbat Nikah tetapi harus memenuhi syarat-syarat yang telah di tentukan antara lain surat keterangan tidak mampu dari kelurahan, fotocopy KTP (Pemohon dan Termohon) Itsbat Nikah, fotocopy Kartu Keluarga (KK), surat keterangan dari Kantor Urusan Agama (KUA) setempat yang menyatakan bahwa pernikahan tersebut belum dicatatkan, surat keterangan dari Kepala Desa / Lurah yang menerangkan bahwa Pemohon telah menikah," tambahnya.

Masih menurut Tohirin, setelah berkas terpenuhi tidak langsung bisa melakukan Isbat Nikah akan tetapi di periksa dahulu oleh Kantor Urusan Agama (KUA) baru di tentukan apakah berkas lengkap/ tidak. Harapanya untuk warga yang tadinya tidak bisa melakukan isbat nikah untuk mempunyai buku nikah bisa mendapatkan dan buku nikah dapat digunakan untuk persyaratan pembuatan akte dan keperluan lainya,

Muhamad Tobi'i (45) Lebe Dukuh Kedawung mengatakan tidak semua orang yang tidak punya buku nikah bisa melaksanakan Isbat Nikah

"Semua orang tidak bisa melaksanakan Isbat nikah karena Isbat nikah bisa dilakukan oleh orang yang pernah menikah tetapi mereka tidak mendapat atau di beri buku nikah kemudian setelah di kroscek atau melakukan pengecekan  ke KUA namun tidak terdaftar di buku register. Untuk nikah sirih tidak bisa melakukan isbat nikah," katanya. (LA)

Related Posts:

Pagojengan Gelar Rakor STBM Menuju Desa ODF.

Rakor STBM Desa Pagojengan


Pagojengan (suara paguyangan.com) - 30 orang yang terdiri dari kader kesehatan dan tokoh masyarakat Desa Pagojengan mengikuti kegiatan rapat koordinasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dilaksanakan di aula balai Desa Pagojengan Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Jawa Tengah,senin kemarin.

Sutarko PJ Kepala Desa Pagojengan dalam sambutannya mengatakan, tujuan di gelar nya rapat koordinasi STBM ini adalah untuk menggugah  masyarakat menjaga diri sendiri, keluarga, dan lingkungan dalam kebersihan sehingga di harapkan mencapai standard kesehatan yg di inginkan oleh pemerintah pusat.

" Kesehatan itu bukan hanya tanggungjawab dinas kesehatan atau orang-orang dari kesehatan, tapi juga tanggungjawab kita bersama, kita harus menjaga kesehatan diri sendiri, karena kerugian ekonomi yg terkait sanitasi yg buruk di perkiraan Rp. 42,3 trilyun pertahun," kata Sutarko.

Nunung petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes juga mengatakan, untuk mencapai STBM kita terlebih dahulu melihat keadaan sekitar kita.

" Hal-hal yang bisa memperburuk sanitasi antara lain adalah selokan yang tersumbat, MCK yang tidak berfungsi, mandi dan mencuci di sungai yg tercemar, pembuangan air lumpur tinjauan, limbah industri di kawasan pemukiman, buang air besar sembarangan dan jamban yg asal-asalan," katanya. 

Nunung menambahkan, tujuan menuju sanitasi total itu ada 5 pilar yang meliputi, Cuci Tangan Pakai Sabun, Open Defecation Free (ODF), Pengolahan Sampah Rumah Tangga, dan Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga, Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga.

" Untuk mencapai ODF ( Stop buang air besar sembarangan) di perlukan kesadaran masyarakat untuk tidak membuang air besar sembarangan, salah satu caranya yaitu dengan menimbulkan efek jera, dengan cara memfoto orang yang sedang membuang air besar tersebut," tambahnya. 

Kowi salah seorang tokoh masyarakat mengajukan usulkan untuk mengadakan sosialisasi tentang pemisahan sampah antara sampah organik, dan non organik, mengingat dari pihak kesehatan meminta sampah organik untuk di timbun di jadikan sebagai pupuk. Dan yang di angkut hanya sampah non organik saja yang selanjutnya akan di daur ulang. 

" Sebaiknya pihak puskesmas mengadakan sosialisasi tentang pemisahan sampah agar masyarakat mengetahui apa yg di inginkan oleh pihak kesehatan," ujarnya (MD).

Related Posts:

Tim Selapanan Kedungoleng Bantu Warga Miliki Akta Kelahiran

Tim selapanan sedang mengcroscek berkas persyaratan akta kelahiran

Kedungoleng - (suarapaguyangan.com) - Perkumpulan ibu-ibu rumah tangga Desa Kedungoleng Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes, yang tergabung dalam selapanan, melakukan sosialisasi dan pendataan door to door bagi masyarakatnya yang belum memiliki akta kelahiran.

Sekretaris Desa Kedungoleng, Urip Prabowo mengatakan, pemerintah desa merasa senang dengan adanya partisipasi dari masyarakat desa, terutama selapanan yang telah membantu meringankan tugas tugas pemerintah desa.

" Kami merasa senang, ternyata dengan adanya selapanan, tugas tugas kami di desa lebih ringan karena dibantu oleh selapanan. Selapanlah yang telah mendata anak-anak yang belum memiliki akta kelahiran, agar nantinya bisa memiliki akta kelahiran tersebut," kata Urip.

Sunarti (31), salah satu anggota selapanan merasa senang karena sudah dapat membantu pemerintah desa dalam mendata warga yang belum memiliki akta kelahiran, dan Sunarti berharap apa yang telah dikerjakannya membawa manfaat untuk orang lain.

" Saya merasa senang, bisa mendata warga yang membutuhkan akta kelahiran, mudah mudahan apa yang saya kerjakan bermanfaat untuk orang lain," ujar Sunarti.

Menurut Sunarti, saat ditemui Jurnalis Warga dikediamannya hari Minggu (21/1), dari sosialisasi dan pendataan data yang dilakukan telah terkumpul 46 anak yang telah lengkap persyaratannya.

" Yang sudah lengkap persyaratannya ada 46, dan kami sudah serahkan ke pihak desa, harapan kami pemerintah desa segera menindaklanjuti data yang telah kami serahkan, dengan menghubungi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk diadakan pelayanan keliling, karena warga sudah banyak yang menanyakan, kapan Akta Kelahiran tersebut akan selesai," jelasnya.

Masih menurut Sunarti, tim selapanan masih tetap bergerak melakukan pendataan kepemilikan akta kelahiran, karena masih ada warga masyarakat yang belum lengkap berkasnya.

" Bagi warga masyarakat yang belum lengkap berkas persyaratannya, tim selapanan mengembalikan berkas tersebut, dan meminta warga masyarakat untuk segera dilengkapi berkas yang kurang, karena kalo tidak lengkap jelas tidak bisa dilayani," tandasnya. (NK).

Related Posts:

Akhirnya Desa Kedungoleng Akan Dibangun Tower Untuk Komunikasi.

Penandatangan kesepakatan pembangunan tower di Desa Kedungoleng


Kedungoleng (suarapaguyangan.com) - Pengajuan pendirian tower, untuk perluasan jaringan oleh Kepala Desa Kedungoleng, saat mengikuti kegiatan vokasi di Semarang tahun lalu, akhirnya membuahkan hasil.

Hal ini ditandai dengan penandatanganan surat persetujuan antara pihak Pemerintah Desa Kedungoleng dan PT. Era Mandiri Sejahtera di aula Balai Desa Kedungoleng pada kamis kemarin.

Setelah melakukan kesepakatan, pihak PT. Era Mandiri Sejahtera juga langsung melakukan survei lokasi untuk pendirian tower tersebut.

Kepala Desa Kedungoleng Salim Usman mengatakan, dirinya sangat senang dengan adanya pembangunan tower ini, dikarenakan dapat mempermudah akses jaringan bagi warga Desa Kedungoleng yang memang sebagian masih blankspot.

" Alhamdulillah, usulan yang sudah lama saya ajukan akhirnya mendapat jawaban dan langsung direspon, nantinya dengan adanya tower ini masyarakat tidak lagi kesusahan dalam akses jaringan untuk komunikasi," kata Salim saat ditemui JW di Balai Desa Kedungoleng Jum'at (19/01).

Kasro warga Desa Kedungoleng yang lahannya akan digunakan untuk pendirian tower tersebut awalnya merasa keberatan namun setelah dijelaskan untuk kepentingan umum akhirnya memperbolehkan.

" Ya saya awalnya merasa keberatan lahan di belakang rumah buat bangun tower, tapi karena memang buat sarana umum dan membantu masyarakat ya sudah," kata Kasro.

Selain itu, dari PT. Era Mandiri Sejahtera juga memberikan uang tali asih sejumlah Rp. 2 juta rupiah untuk lahan yang sudah ada bangunannya dan Rp. 1 juta rupiah untuk lahan tanpa bangunan dengan radius 42 meter dalam cakupan lahan dan bangunan yang berada di 
dekat tower. (WD)

Related Posts:

20 Warga Kedungoleng Mendapatkan Tali Asih Dari Temkomsel

Tali asih dari Telkomsel


Kedungoleng (suarapaguyangan.com) - 20 Warga Desa Kedungoleng mendapatkan tali asih dari Telkomsel diaula Balai Desa Kedungoleng, yang akan mendirikan tower untuk memperlancar komunikasi di wilayah Desa Kedungoleng dan sekitarnya yang masih blankspot, Kamis (18/1).

Anjar, bagian akusisi lahan mengatakan, ini merupakan pertemuan lanjutan dari pertemuan sebelumnya di Kedungoleng yang akan didirikan tower.

" Tower ini milik PT Era Mandiri Sejahtera, merupakan tower bersama, dan salah satu penggunanya adalah Telkomsel, tower ini didirikan dengan tujuan untuk memperlancar jaringan akses telkomsel yang selama ini di desa Kedungoleng masih kurang bagus," tambah Anjar.

Galih, salah satu Sakon PT Era Mandiri Sejahtera menambahkan tentang manfaat dari didirikannya tower akan lebih banyak dibanding dengan kerugiannya untuk warga.

" Banyak sekali manfaat dengan adanya tower tersebut nantinya, terutama di bidang elektronik.Kita akan lebih mudah dan lebih cepat dalam berkomunikasi dengan orang lain karena jaringan lebih bagus," tambah Galih.

"Sebagai tali silaturahmi pihak kami kepada bapak bapak, ibu ibu, kami akan memberikan tali asih, yang mudah mudahan ini bermanfaat untuk bapak bapak ibu ibu sekalian," tambahnya.

20 warga, yang baik rumah maupun tanahnya dalam jangkauan radius dari tower itu mendapatkan tali asih berupa uang Rp. 1 juta untuk tanah kosong dan Rp. 2 juta untuk bangunan rumah.

Rokhim(55) merasa senang dengan adanya pemberian tali asih tersebut, karena tempat usahanya maupun tempat usaha anaknya mendapatkan uang sebagai tali asih.

"Alhamdulillah, tak disangka sangka ternyata saya, juga anak saya mendapatkan uang dari pihak yang akan mendirikan tower, uang ini akan kami gunakan untuk tambahan modal usaha," ujar Rokhim.(NK)

Related Posts:

Untuk Pengembalian Anak Sekolah Kedungoleng Anggarkan Rp. 36 Juta

Salim Usman saat menjelaskan tentang anggaran desa untuk pendidikan

Kedungoleng (suarapaguyangan.com) - Desa Kedungoleng akan menganggarkan sebesar 36 juta dari Dana Desa untuk pengembalian anak putus sekolah. Hal ini disampaikan oleh Salim Usman kepala Desa Kedungoleng saat ditemui oleh JW di balai desa Kedungoleng Jum'at ( 19/01).

"Kita sudah menentukan anggaran dari Dana Desa untuk anak putus sekolah sebesar Rp. 36 Juta, untuk transport dan pembelian keperluan alat - alat sekolah," kata Salim.

Salim menambahkan, untuk pendataan anak putus sekolah, pihak Desa akan dibantu oleh tim salapanan. 

" Untuk pendataan anak kita akan bekerjasama dengan tim selapanan dan IMK Desa Kedungoleng, dimana untuk pendataan ini diprioritaskan bagi anak dari keluarga yang tidak mampu, yang putus sekolah dan lulus tidak lanjut," imbuhnya.

Sekretaris Desa Kedungoleng  Urip Prabowo menjelaskan, bantuan untuk pengembalian anak putus sekolah tidak bisa diberikan langsung dalam bentuk uang tunai, sehingga dari Desa akan memberikan bantuan pendidikan berupa peralatan sekolah dan uang transpot.

" Dana desa tidak bisa dikasihkan langsung berupa uang tunai kepada penerima bantuan, jadi kami dari pihak desa akan mendata apa saja keperluan sekolah dan misal cukup kita total kan juga untuk uang transpot selama setahunnya," katanya. (WD)

Related Posts:

Pagojengan Anggarkan Dana Desa Rp. 45 Juta Untuk Anak Putus Sekolah

Pemdes Pagojengan Anggarkan Rp. 45 Juta Untuk Program GKB


Pagojengan (suara paguyangan.com) - Desa Pagojengan menganggarkan Dana Desa (DD) untuk program pengembalian anak ke sekolah, khususnya bagi anak dari keluarga tidak mampu yang putus sekolah dan lulus tidak lanjut sebesar Rp. 45 juta.

Demikian disampaikan Sutarko selaku PJ Kepala Desa Pagojengan Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Jawa Tengah, saat ditemui di Kantor Kepala Desa Pagojengan, Jum'at (19/1).

Menurut Sutarko, data Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM), yang di lakukan pada maret 2017 kemarin, tercatat sebanyak 117 Anak Tidak Sekolah (ATS) di Desa Pagojengan.

" Data 117 ATS tersebut diantaranya mereka putus sekolah, lulus tidak lanjut sekolah dan tidak pernah sekolah ini salah satunya karena faktor ekonomi, untuk itu Pemerintah Desa Pagojengan menganggarkan dari DD tahun 2018 ini sebesar Rp. 45 Juta, yang penggunaannya untuk bantuan pendidikan berupa barang semisal tas, sepatu, buku dan alat tulis," ujarnya.

Masih menurut Sutarko, kegiatan pengembalian anak ke sekolah sudah menjadi program yang dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten Brebes, dan Ibu Bupati sangat konsen dengan program ini, sehingga kami yang di desa juga harus menyukseskan program ini melalui penganggaran dana desa.

Salah satu orang tua siswa,  Kus (50), yang anaknya sudah kembali bersekolah di kejar paket C melalui Gerakan Kembali Bersekolah (GKB), merasa senang dan berterima kasih atas perhatian dari pemerintah.

" Saya mengucapkan terima kasih pada Pemerintah Desa Pagojengan karena telah peduli pada kami sebagai masyarakat kurang mampu sehingga anak kami yang putus dari sekolah kini bisa sekolah kembali. (MD)

Related Posts:

Desa Pagojengan Siapkan Dana Desa Rp. 127 Juta untuk Pengelolaan Sampah

Forum Musrenbangdes 


Pagojengan (suara paguyangan.com) - Sampah masih menjadi salah satu persoalan yang krusial dibeberapa desa di Kabupaten Brebes, karena masih banyaknya warga yang membuang sampah sembarangan, baik dipinggir jalan hingga disungai sehingga menimbulkan polusi dan penyakit bagi lingkungan sekitarnya.

Dari permasalahan tersebut, Desa Pagojengan Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes melalui Forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) yang digelar selasa kemarin menganggarkan Rp. 127 Juta untuk pengelolaan sampah.

PJ Kepala Desa Pagojengan Sutarko mengatakan, melalui dana desa pemerintah desa akan mengalokasikan untuk pengelolaan sampah.

" Untuk anggaran tahun 2018 ini, kita akan mempersiapkan dana sebesar Rp.127 juta untuk pengelolahan sampah di daerah kita," ujarnya.

Menurut Sutarko, banyak masyarakat yang membuang sampah di pinggir sungai hingga menumpuk dan sampai sekarang belum di temukan solusinya. 

" Melalui dana tersebut Pemerintah Desa Pagojengan mempunyai dua rencana yaitu untuk membeli kendaraan pengangkut sampah serta untuk perbaikan pinggir sungai," ujarnya.

Masih menurut Sutarko, untuk operasional diharapkan kepada warga untuk ikut berpartisipasi dalam masalah dana, khususnya untuk tenaga orang yang akan mengangkut sampah dan hal ini diharapkan bisa dirembug dari tingkat RW. 

" Saya sangat berharap apa yang kami rencanakan bisa berjalan dengan baik sesuai dengan manfaatnya," imbuhnya. (MD)

Related Posts:

IMK Desa Kedungoleng Bekerjasama Dengan PMI Adakan Donor Darah

Selebaran Kegiatan Donor Darah Desa Kedungoleng



Kedungoleng - Pemerintah Desa Kedungoleng bekerjasama dengan Ikatan Mahasiswa Kedungoleng ( IMK ) dan PMI Kabupaten Brebes berencana mengadakan kegiatan donor darah guna meningkatkan kepedulian sosial masyarakat Kedungoleng. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 20 Januari mendatang bertempat di Balai Desa Kedungoleng.

Sekretaris Desa Kedungoleng Urip Prabowo berharap masyarakat Kedungoleng sadar kepedulian sosial dengan adanya kegiatan donor darah ini dan kedepannya Desa Kedungoleng menjadi Desa yang sehat, kuat, dan berguna bagi sesama.

" Harapan saya kedepannya masyakarat jadi sadar dengan kepedulian sosial dan Desa Kedungoleng jadi Desa yang sehat,kuat dan peduli sesama." ujarnya kepada JW di Balai Desa Kedungoleng, Jum'at (19/1).

Toni selaku panitia kegiatan donor darah dari IMK juga berharap dengan kegiatan ini masyarakat memiliki sikap peduli, dan saling tolong menolong kepada sesama manusia.

"Saya berharap dengan adanya kegiatan donor darah bisa menumbuhkan rasa saling peduli dan bisa saling menolong kepada orang yang membutuhkan bantuan." katanya kepada JW melalui pesan singkat via handphone.

Seger S.E selaku staff Kecamatan Paguyangan juga menambahkan bahwa darah yang telah di donorkan nantinya bisa bermanfaat bagi orang lain

" Darah yang didonorkan oleh masyarakat Desa Kedungoleng nantinya sangat bermanfaat buat orang lain." ujarnya. (WD)

Related Posts:

Desa Cipetung Alokasikan 10 Jamban Keluarga dari Bantuan Provinsi

Pembuatan jamban keluarga 


Cipetung (suara paguyangan.com) - Bantuan anggaran dari provinsi sebesar Rp. 30 juta untuk Desa Cipetung akan dipergunakan untuk kegiatan pembuatan jamban keluarga bagi 10 Kepala Keluarga (KK) yang belum memiliki jamban.

Hal tersebut dikatakan Sutrisno Kepala Desa Desa Cipetung, Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes Jawa Tengah, di Kantor Balai Desa Cipetung, Jum'at (19/1).

Sutrisno menambahkan, data Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM) yang dilakukan pada maret 2017 kemarin, tercatat sebanyak 129 KK Desa Cipetung belum memiliki jamban keluarga.

" Mengacu pada data SIPBM dari Baperlitbangda Kabupaten Brebes, kami sepakat untuk melakukan inisiasi sebanyak 10 KK dari dana bantuan provinsi sebesar Rp. 30 juta tersebut. Kami juga membuka bagi CSR yang mau memberikan bantuan jamban keluarga di desa kami," tambahnya.

Nurkholik selaku Kaur Kesra Desa Cipetung membenarkan, untuk bantuan anggaran dari provinsi tahun 2018 ini digunakan untuk pembuatan jamban keluarga.

" Melalui bantuan anggaran provinsi ini semoga bisa membantu warga masyarakat Desa Cipetung untuk memiliki jamban keluarga sendiri meskipun baru 10 calon penerima, namun harapannya bisa merubah perilaku hidup bersih dan sehat," ujarnya.

Sinol salah satu warga yang belum memiliki jamban keluarga, sekaligus calon penerima merasa senang dan berterima kasih atas bantuan jamban bagi keluarganya.

" Saya mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Desa Cipetung, karena telah peduli kepada kami sebagai masyarakat desa yang belum mempunyai jamban, dan tim selapanan yang telah mendata kami," ucapnya. (SH)

Related Posts:

Desa Pagojengan Gelar MMD Untuk Bidang Kesehatan

Sutarko Kepala Desa Pagojengan sedang memberikan sambutan Musyawarah Masyarakat Desa


Pagojengan (suarapaguyangan.com) - Sebanyak 30 orang peserta yang terdiri dari kader kesehatan dan tokoh masyarakat Desa Pagojengan mengikuti kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), yang dilaksanakan di Aula Balai Desa Pagojengan Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes Jawa Tengah, Selasa (16/1).

Sutarko Kepala Desa Pagojengan dalam sambutannya mengatakan, tujuan digelarnya acara MMD ini adalah untuk mengembangkan sistem kesehatan desa.

" Tujuan kegiatan ini untuk mengembangkan sistem kesehatan desa antara lain melalui pemberdayaan masyarakat, upaya kesehatan, pemantauan kesehatan, dan pembiayaan kesehatan yang telah dikemukakan pada forum kesehatan desa," ujarnya.

Sutarko juga menambahkan, kegiatan tersebut untuk menggali usulan-usulan dari peserta yang hadir khususnya bidang kesehatan masyarakat.

Diah Astuti bidan Desa Pagojengan mengusulkan kegiatan untuk penurunan angka kematian ibu dan bayi.

" Kami mengusulkan adanya prioritas untuk kegiatan sosialisasi tentang gangguan kehamilan, yang dialami oleh ibu hamil agar mereka mampu mendeteksi secara dini, khususnya ibu hamil yang beresiko tinggi, termasuk sosialisasi tentang Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) karena kurang asupan gizi sejak didalam kandungan," katanya.

Sementara dari tokoh masyarakat yang diwakili oleh Satri, mengajukan usulan untuk pembuatan MCK, karena fasilitas MCK sudah tidak layak.

" Di wilayah kami MCK masih berkelompok dan mengantri serta fasilitasnya sudah tidak layak antara lain tidak bersekat dan tidak bisa di gunakan lg saat darurat," ujarnya. (MD)

Related Posts:

Berita JW Harusnya Menjadi Perubahan Bagi Masyarakat Desa

Suasana mentoring reguler JW Paguyangan

Pagojengan (suarapaguyangan.com) - Jurnalis Warga (JW) dari 4 Desa di Kecamatan Paguyangan mengikuti kegiatan mentoring reguler yang dilakukan oleh Koordinator Jurnalis Warga (KJW) di Rumah Makan Sambel Leyeh Desa Pagojengan Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes, Sabtu (13/1).

Adi Assegaf, selaku Koordinator Jurnalis Warga (KJW) berpesan kepada JW untuk selalu membuat inovasi atau sesuatu yang baru agar berita tersebut menjadi cerita perubahan.

"Dalam membuat berita, JW hendaknya selalu memperhatikan isi berita, apakah berita tersebut termasuk berita yang harus diberitakan pada saat itu juga, atau kah bisa diberitakan di lain waktu, dalam jangka waktu yang lama," katanya.

Masih menurut Adi, berita yang disajikan JW bukan hanya berita ceremonial saja, tapi cobalah untuk mencari berita yang ada disekitar kita, terutama yang menyangkut tentang isu layanan dasar, yakni pendidikan, kesehatan, maupun adminduk, supaya ada perbaikan dilayanan dasar tersebut.

Suharti (40) salah satu Jurnalis Warga dari Cipetung mengakui bisa belajar banyak dari setiap pertemuan Jurnalis.

"Alhamdulillah, karena saya sering berangkat di setiap pertemuan, sehingga saya lebih bisa memahami berita yang lebih inovatif itu seperti apa, dan saya akan berusaha untuk bisa menyajikan berita berita yang lebih inovatif tersebut sehingga warga desa kami pun akan lebih   semangat dalam kegiatan desanya," tandasnya.(NK)

Related Posts:

Dana Desa Tak Melulu Hanya Untuk Pembangunan Infrastruktur

Camat Paguyangan menyampaikan sambutan (foto:SH)


Cipetung (suarapaguyangan.com) - Penggunaan Dana Desa tahun 2018 di Kabupaten Brebes mengalami beberapa perubahan. Realisasi dana desa bukan hanya fokus pada pembangunan infrastruktur. Hal itu dikatakan Camat Paguyangan Akhmad Hermanto saat Pelatihan Tentang Kewenangan Desa Berdasarkan Hak Asal-usul dan Lokal Berskala Desa.

Dalam pelatihan yang digelar di Balaidesa Cipetung. Hermanto mengatakan, ada beberapa perubahan dalam peraturan desa. Salah satunya terkait dengan tugas sekretaris desa yang berstatus PNS ditarik menjadi staf kecamatan.

"Perencanaan kegiatan yang menggunakan dana desa tahun 2018 mengalami beberapa evaluasi, yaitu tidak hanya fokus pada pembangunan infrastruktur," katanya dalam kegiatan yang difasilitasi oleh Forum Masyarakat Sipil (Formasi) dan Kolaborasi Masyarakat untuk Pelayanan dan Kesejahteraan (Kompak), Selasa (9/1).

Kepala Desa Cipetung Sutrisno mengatakan, desa harus benar-benar menghidupkan kembali tentang hak asal-usul dan lokal berskala desa, yang di antaranya program Keluarga Berencana (KB), Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), jambanisasi, dan pengembalian anak putus sekolah.

"Penggunaan Dana Desa tahun ini juga memprioritaskan program pemberdayaan masyarakat melalui berbagai program. Oleh karenanya, hak asal-usul ini harus kembali dihidupkan," katanya dalam kegiatan yang diikuti oleh 3 desa di Kecamatan Paguyangan.

Dalam kegiatan yang juga dihadiri masing-masing 6 perwakilan dari 3 desa, yaitu Desa Cipetung, Kedung Oleng dan Wanatirta ini masing-masing desa mendiskusikan tentang asal-usul dan lokal berskala desa.

Sementara Direktur Formasi Yusup Mutiono mengatakan, kewenangan desa berhubungan dengan perencanaan desa dan kewenangan adalah kekuasaan yang dibatasi oleh aturan. "Kewenangan ini dibatasi oleh aturan," tandasnya. (SH/EK)

Related Posts:

FORMASI Gelar Asistensi Perdes Kewenangan Hak Asal Usul dan Lokal Berskala Desa

Direktur Formasi sedang memaparkan materi


Cipetung (suarapaguyangan.com) -Kewenangan (Authority) dalam bahasa sederhananya adalah kekuasaan orang yang mempunyai kuasa tetapi patuh dengan aturan dinamakan wewenang, tetapi orang yang mempunyai kuasa tapi tidak patuh dengan aturan namanya sewenang wenang. Sedangkan tugas adalah rincian kegiatan dari kewenangan.

Demikian disampaikan oleh Yusuf Murtiono selaku Direktur Program dari tim Forum Masyarakat Sipil (Formasi) dalam acara Pelatihan dan Asistensi Penyusunan Peraturan Desa (Perdes) tentang Kewenangan Hak Asal Usul dan Lokal Berskala Desa, Selasa (9/1) di Balai Desa Cipetung Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes Jawa Tengah.

Sutrisno, selaku Kepala Desa Cipetung menghimbau kepada peserta pelatihan agar dapat merumuskan permasalahan apa saja yang dibutuhkan oleh desa masing masing, agar secepatnya hasil rumusan tersebut baik yang tergolong hak asal usul maupun hak lokal berskala desa dapat segera dimasukkan dalam Peraturan Desa (Perdes) tentang kewenangan desa.

"Kami berharap, usulan usulan yang telah kita rumuskan bersama pada hari ini dapat segera di konfirmasikan lewat pemerintah desa masing masing, sehingga pemerintah desa segera menindaklanjuti hasil rumusan tersebut untuk segera dimasukkan dalam penyusunan Peraturan Desa (Perdes), karena lebih cepat, lebih baik," tegas Sutrisno.

Acara yang dihadiri oleh 3 desa yakni Desa Cipetung, Desa Wanatirta dan Desa Kedungoleng tersebut berlangsung atraktif, karena masing masing desa membentuk kelompok, berperan aktif memberikan buah pikirannya tentang apa saja yang dibutuhkan oleh warga ataupun desanya dalam kewenangan tersebut baik tentang hak Asal Usul maupun hak Lokal Berskala Desa.

Salah satu wakil selapanan dari Kedungoleng, Sunarti (31) memaparkan tentang hak Asal Usul dan Lokal Berskala Desa yang menjadi wewenang desanya.

" Tentang hak Asal Usul kami menambahkan adanya acara nyorog, sambatan/gotong royong, nyancang dukun bayi/wisuh, halal bil halal, bersih makam, dan sedekah bumi, agar nantinya bisa diadakan lagi di desa kami, karena itu sudah menjadi hak warisan, turun temurun dari nenek moyang kami," ujarnya.(NK)

Related Posts:

Kerupuk Rambak Buatan Khuzaemah Laku di Pasaran

Khuzaemah sedang menjemur kulit kerbau 


Paguyangan (suarapaguyangan.com) - Produk kuliner khas Desa Pagojengan Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes bukan hanya mie kuning, berondong dan widaran, namun kerupuk rambak yang dibuat dari kulit kerbau juga selalu menjadi buruan para penikmat kuliner.

Salah satu warga desa setempat, Khuzaemah (63) yang merupakan seorang ibu rumah tangga memulai usaha rumahan pembuatan kerupuk rambak sejak tahun 1980. Usahanya hingga kini masih bertahan meskipun banyak olahan kuliner modern yang merajai pasaran. Di dusun Pekulen RT 03 RW 06, Khuzaemah memulai usaha dengan mengelola kulit kerbau.

Berbekal kesabaran dan keuletannya, kerupuk rambak buatan Khuzaemah sudah dinikmati banyak orang. Banyak pelanggan yang memesan kerupuk rambak ini sebagai oleh-oleh.

"Banyak pelanggan yang membawa kerupuk tersebut ke luar kota dan luar negeri, seperti Jakarta, Kalimantan, Yogjakarta serta Australia, Singapura dan lainnya," katanya saat ditemui di rumahnya, Minggu (7/1).

Namun demikian, bahan baku pembuatan kerupuk rambak ini cukup sulit didapatkan. Tak heran jika kerupuk rambak ini harganya cukup mahal. Untuk yang masih mentah dihargai Rp 300 ribu per kilogram, sementara yang matang mencapai Rp 350 ribu per kilogram. Untuk pemasarannya, Khuzaemah hanya menjual di rumah dan dititipkan di warung makan.

Cara pembuatan kerupuk rambak ini cukup mudah, kulit kerbau kering diiris dengan ukuran besar lalu dibakar. Kemudian dikerok dan direbus hingga teksturnya empuk kemudian dicuci dan ditiriskan. Selanjutnya diiris denga ukuran yang lebih kecil dan dijemur. Khuzaemah biasa menjemurnya dengan alas yang terbuat dari anyaman bambu.

"Setelah kering baru dikasih bumbu lalu dijemur lagi hingga kering. Selanjutnya direndam di minyak untuk setengah matang dan proses terakhir digoreng di minyak tidak terlalu panas," katanya.

Khuzaemah menjelaskan, saat musim hujan, hasil pembuatan kerupuk rambak kurang baik karena saat dijemur kurang terkena paparan matahari. Kulit kerbau bisa lumer dan rasanya juga pahit. Selain itu setelah diiris harus mendapatkan udara atau panas yang banyak, dan penjemuran selama 5 hari.

"Selain gurih dan enak ada juga manfaat dari kerupuk rambak ini yakni menyembuhkan penyakit diare dan magh," pungkasnya. (RS)

Related Posts:

Agus Setiyanto : Menulis Itu Tidak Bikin Kita Kaya, Tapi Bikin Kita Keren

Suasana mentoring reguler JW Paguyangan


Paguyangan (Suara Merdeka) - Wartawan Senior yang pernah jadi Redaktur Satelit Pos, Agus Setiyanto mengatakan, jurnalis itu hebat bisa menghasilkan karya akan diwariskan pada anak cucunya. Ungkapnya saat acara Mentoring Reguler Jurnalis Warga (JW) di Kediaman Shinta Paguyangan, Sabtu (6/1)

Lanjut Agus, menulis itu tidak membuat kita kaya, tapi menulis itu keren. Masyarakat mulai bosan dengan media umum yang mainstream akhirnya banyak yang membuat media sendiri. " Kehadiran Jurnalis Warga yang dipublish dalam bentuk berita yang orisinil menjadikan beritanya sangat akurat dan berbasis pada kondisi yang ada, karena liputan yang diambil langsung dilapangan," imbuhnya. 

JW harus terus menulis terutama yang muda, karena peluang untuk para penulis dengan adanya kemajuan media elektronik akan bagus bila kita mau terus berkarya.

Sementara itu, Koordinator JW Paguyangan Adi Assegaf mengatakan, berita yang dibuat JW tidak hanya berhenti pada satu pemberitaan tapi bisa berkesinambungan. " Berita yang di buat JW bisa berdampak bagi warga yang diberitakan, JW harus bisa menjadi advokasi bagi warga, " Harapnya.  

Salah satu JW Pagojengan Risla Setya  merasa mendapatkan ilmu baru.  " Menulis berita tidak boleh pakai hati tapi harus berbasis data dan informasi yang akurat dan memenuhi unsur pemberitaan," pungkasnya. (VS)

Related Posts:

Jurnalis Warga Harus Produktif Menulis Berita Dan Harus Punya Idealisme

Suasana mentoring reguler di rumah JW Desa Paguyangan Kec. Paguyangan Kab. Brebes Jawa Tengah


Paguyangan (suarapaguyangan.com) - Kemampuan Jurnalis Warga (JW) khususnya di Kecamatan Paguyangan saat ini sudah tidak diragukan lagi dalam kegiatannya menulis berita, hal itu dibuktikannya dalam jumlah berita yang ditulis para Jurnalis, yang hampir memenuhi target kuantitas berita yang diterbitkan di website selama setahun.

Demikian dikatakan Adi Assegaf, selaku Koordinator Jurnalis Warga (KJW), pada acara mentoring regular JW, Sabtu (6/1) di rumah salah satu anggota JW di Desa Paguyangan Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes Jawa Tengah.

" Kami berharap, setelah liburan ini, kegiatan JW dalam mencari dan menulis berita lebih ditingkatkan lagi, sehingga kinerja dari para JW lebih berkualitas, karena dengan seringnya para JW mencari dan menulis berita, maka secara otomatis para JW akan lebih kritis dan aktif dalam menghadapi ataupun melihat suatu kejadian atau peristiwa," tambahnya.

Menurut Adi, yang terpenting para JW membuat berita harus sesuai dengan kode etik jurnalis, dan isi berita harus sesuai dengan isue, terutama masalah perempuan, anak anak, dan kaum diffable, ataupun kaum marginal, yang selama ini kehidupannya masih memerlukan perhatian dari lingkungan sekitarnya.

Agus Setiyanto, salah satu narasumber dari wartawan senior yang pernah menjadi Redaktur Satelit Pos memberikan pengarahan kepada JW, dimana seorang JW, harus mempunyai sifat idealisme, seorang JW dalam melakukan tugasnya harus mempunyai keyakinan, apa yang dikerjakannya adalah benar, dengan tujuan kemanusiaan, tanpa pamrih dalam menolong siapapun, terutama orang orang yang lemah.

"Jurnalis Warga adalah jurnalis yang hebat, dibandingkan dengan jurnalis lainnya, karena setiap berita yang ditulis berdasarkan fakta, langsung turun ke lapangan, jadi beritanya sudah tidak dapat diragukan lagi kebenarannya," ujarnya.

" Harapannya sama dengan mas Adi, kegiatan JW di Paguyangan terus ditingkatkan lagi baik kuantitas maupun kualitas dalam menulis berita, sehingga nilai dari kemampuan para JW Paguyangan dapat bersaing lebih baik dari kecamatan lain di Kabupaten Brebes," imbuhnya.

Ikmah puspita (20) salah seorang JW dari Desa Wanatirta berjanji akan lebih ditingkatkan lagi dalam mencari dan menulis berita.

" Saya sangat gembira, karena dengan adanya JW di Paguyangan, kegiatan-kegiatan yang ada di desa kami bisa kami tulis sebagai berita, sehingga hal itu akan memacu masyarakat di desa kami, agar lebih baik lagi dalam kegiatan desanya demi kemajuan bersama," tandas Ikmah.(NK)

Related Posts: