Kerupuk Rambak Buatan Khuzaemah Laku di Pasaran

Khuzaemah sedang menjemur kulit kerbau 


Paguyangan (suarapaguyangan.com) - Produk kuliner khas Desa Pagojengan Kecamatan Paguyangan Kabupaten Brebes bukan hanya mie kuning, berondong dan widaran, namun kerupuk rambak yang dibuat dari kulit kerbau juga selalu menjadi buruan para penikmat kuliner.

Salah satu warga desa setempat, Khuzaemah (63) yang merupakan seorang ibu rumah tangga memulai usaha rumahan pembuatan kerupuk rambak sejak tahun 1980. Usahanya hingga kini masih bertahan meskipun banyak olahan kuliner modern yang merajai pasaran. Di dusun Pekulen RT 03 RW 06, Khuzaemah memulai usaha dengan mengelola kulit kerbau.

Berbekal kesabaran dan keuletannya, kerupuk rambak buatan Khuzaemah sudah dinikmati banyak orang. Banyak pelanggan yang memesan kerupuk rambak ini sebagai oleh-oleh.

"Banyak pelanggan yang membawa kerupuk tersebut ke luar kota dan luar negeri, seperti Jakarta, Kalimantan, Yogjakarta serta Australia, Singapura dan lainnya," katanya saat ditemui di rumahnya, Minggu (7/1).

Namun demikian, bahan baku pembuatan kerupuk rambak ini cukup sulit didapatkan. Tak heran jika kerupuk rambak ini harganya cukup mahal. Untuk yang masih mentah dihargai Rp 300 ribu per kilogram, sementara yang matang mencapai Rp 350 ribu per kilogram. Untuk pemasarannya, Khuzaemah hanya menjual di rumah dan dititipkan di warung makan.

Cara pembuatan kerupuk rambak ini cukup mudah, kulit kerbau kering diiris dengan ukuran besar lalu dibakar. Kemudian dikerok dan direbus hingga teksturnya empuk kemudian dicuci dan ditiriskan. Selanjutnya diiris denga ukuran yang lebih kecil dan dijemur. Khuzaemah biasa menjemurnya dengan alas yang terbuat dari anyaman bambu.

"Setelah kering baru dikasih bumbu lalu dijemur lagi hingga kering. Selanjutnya direndam di minyak untuk setengah matang dan proses terakhir digoreng di minyak tidak terlalu panas," katanya.

Khuzaemah menjelaskan, saat musim hujan, hasil pembuatan kerupuk rambak kurang baik karena saat dijemur kurang terkena paparan matahari. Kulit kerbau bisa lumer dan rasanya juga pahit. Selain itu setelah diiris harus mendapatkan udara atau panas yang banyak, dan penjemuran selama 5 hari.

"Selain gurih dan enak ada juga manfaat dari kerupuk rambak ini yakni menyembuhkan penyakit diare dan magh," pungkasnya. (RS)

Related Posts:

0 Response to "Kerupuk Rambak Buatan Khuzaemah Laku di Pasaran"

Posting Komentar